Halaman

Rabu, 12 November 2014

Jangan salahkan sesiapa




JATUH, bila kita definasikan perkatan ini sudah pasti difikiran kita akan membayangkan sesuatu yang berubah dari kedudukan yang tinggi kepada sesuatu posisi yang rendah,andainya jatuh itu kita tujukan kepada manusia pasti kita mentafsirkan ianya jatuh dari seuatu tempat yang tinggi dan jatuh juga boleh didefinasikan bila kita dimalukan ,dihina dan disalah mengertikan dan pelbagai lagi. Kadang-kadang jatuh ini juga akan meninggalkan kesan pada diri kita apatah lagi bila kita dijatuhkan, lantas kita akan menjadi manusia yang pendendam tapi mampu kah diri kita ini untuk menjadi seperti dedaun yang berguguran,meskipun ia jatuh berterbangan namun sedikitpun ia tidak menyalahkan angin walaupun ia tahu angin adalah salah satu penyebabnya.



Disebabkan tiupan angin, daun itu jatuh berguguran, namun dedaun itu tak pernah membenci angin yang menjatuhkannya. Apakah terlalu  mulia hati “daun” itu.sehingga tidak timbul perasaan benci dihatinya walaupun ia tahu siapa yang menjatuhkannya. Mampukah kita untuk mempunyai sebuah  pribadi mulia, yang pasrah, yang positif menghadapi hidup ini walaupun ia mengetahui ada tangan tangan yang cuba menjatuhkannya. Setiap kali daun daun itu jatuh berguguran lansung dia tidak pernah mencari siapakah penyebabnya dan mungkin ia telah terlebih dahulu memaafkan penjatuhnya .Indah sebenarnya situasi ini andainya dapat kita terapkan dalam diri dan kehidupan kita ,tapi mampukah kita menjadi seperti dedaun itu.
Sedarkah kita ,disetiapkali timbulnya suasana benci suatu titik dan noda hitam akan bersarang dalam jiwa dan hati kita.begitu jualah jik bertambah tambah rasa benci dan marah itu maka bertambah jualah titik dan noda hitam itu dan secara tak lansung boleh membuatkan hati dan jiwa kita berkeladak dan berjelaga teruk maka sudah pastilah amat sukar unttuk dibersihkan kembali. Apa kata jika kita mengambil tindakan memaafkan saja tapi bolehkah hati dan jiwa kita lakukan itu ? seperti dedaun tadi yang memaafkan angin yang menggugurkannya ,jika itu yang mampu kita lakukan pasti titik dan noda hitam itu tidak sempat untuk bersarang dihati kita.

Sebagai manusia biasa ,kita tak pernah lekang dari dihampiri dan ditandangi musibah ,mampukah diri kita ini menggangap musibah yang datang itu sebagai satu rahmat yang tersembunyi,kerana kita tidak tahu dan tak mampu untuk menduga akan apa yang terkandung dalam musibah itu,setidak tidak dengan bersabar dengan tiap musibah itu Allah pasti menambahkan pahala diatas berkat kesabaran itu. Mampukah kita untuk bertindak dan berfikiran positif dikala didatangi dan menghadapi musibah itu, Tiap musibah dan masalah ,andainya mampu kita hadapi dan tanganinya pasti ianya akan memperkuatkan jiwa kita kesatu tahap yang lebih tinggi dan bermakna lagi,Kita kena ingat tidak ada sesuatupun yang berlaku di dimuka bumi ini termasuk diri kita tanpa sebab dan musababnya . Pasti ada hikmah yang tersembunyi disebaliknya dan sebaiknya kita patut merenung setiap kejadin yang berlaku dan cuba mencari sisi sisi positif disebalik tiap kejadian itu.

Muhasabah diri adalah tindakan yang terbaik dalam menghadapi setiap keadaan. Dan jangan lupa untuk kita bersyukur kepada setiap kejadian yang baik yang datang dalammkehidupan kita dan bersabar kepada setiap musibah yang datang bertandang kerana setiap yang berlaku didalam kehidupan kita semua adalah atas kehendak Allah. Peranan kita sebagai manusia yang sabaradalah  berbuat yang terbaik sesuai dengan perintah Allah dan panduan Rasulullah nabi junjungan kita.

Ayuh kita semua amalkan sikap yang positif dalam kehidupan kita ini dan jangan sekali kali kita tanamkan sikap membenci dan mendendami terhadap sesiapapun yang pernah dan telah menjatuh dan menjerumuskan kita,kita berushalah semula sebaik mungkin dan tanamkan sikap seperti dedaun yang gugur kebumi namun lansung tak pernah sekalipun menyalahkan dan membenci angin yang bertiup.

Andainya kita tahu sekalipun apakah penyebab musibah dan kejatuhan kita mampukah kita menjadi seorang pemaaf.kita semua seda maklum  bahawa memaafkan itu proses yang menyakitkan. Kita juga tahu  walaupun memafkan itu  menyakitkan namun ianya harus dan mesti  dilalui agar langkah kita seterusnya menjadi jauh lebih ringan dan tidak dibebani dengan apa yang menjadi noda hitam dihati kita itu . Ketahuilah, memaafkan orang lain sebenarnya jauh lebih mudah dibandingkan memaafkan diri sendiri. 




Janganlah sekali kali kita bersikap negatif. Kita kena ingat bahawa Orang yang memendam perasaan seringkali terjebak oleh hatinya sendiri. Sibuk merungkai semua kejadian dipersekitarannya untuk membenarkan hatinya berharap dan mengapai sesuatu. Sibuk menghubungkan banyak hal agar hatinya senang menimbun mimpi. Sehingga suatu ketika dia tidak tahu lagi mana simpul yang nyata dan mana simpul yang dusta...akhirnya kita sendiri tenggelam dalam simpulan itu.

2 ulasan:

  1. ASSALAM DIK...BERBESAR HATI MEMAAFKAN KESILAPAN ORANG LAIN SUKAR JUGA DILAKUKAN NAMUN JIKALAU KITA MERASAKAN SESUATU YANG BERLAKU DGN IZIN ALLAH JUA WAJARLAH KITA REDA DAN MEMAAFKAN PASTI MENDAPAT GANJARAN BERPAHALA...INSYA ALLAH.

    BalasPadam
  2. Waalaikumussalam Kak..... In Sya Allah....itulah sesutu yang sukar untuk kita lakukan apatah lagi untuk selarikn pengucapan dan hati kita tu.... andainya kita redho dengan sesuatu yang terjadi walaupun kita tau musababnya dari tangan tangan org lain...lantas kita mampu memaafkan...alangkah indahnya hati dan diri kita ini Kak.... Apapun Terima Kasih kak

    BalasPadam